DaerahBeritaNTT

Di Ujung Ombak, Teringat Sang Guru

14
×

Di Ujung Ombak, Teringat Sang Guru

Sebarkan artikel ini

Cerpen: Lejap Yuliyant Angelomestius, S. Fil

faktantt.com,Kefamenanu – Mentari pagi menyinari pantai Wini, menyapa dengan lembut ombak yang berdesir di tepian. Di atas pasir putih yang membentang luas, terukir jejak kaki seorang pria, jejak terakhir dari sosok yang begitu dicintai, Raymundus Sau Fernandes.

Mantan Bupati Timor Tengah Utara itu, yang dikenal dengan kepemimpinan bijaknya dan dedikasi tinggi untuk rakyatnya, telah pergi untuk selamanya. Kabar duka itu mengguncang hati seluruh masyarakat TTU, menorehkan luka yang mendalam di relung jiwa mereka.

Aku teringat kembali saat pertama kali bertemu dengan Raymundus. Kala itu, aku masih muda, haus akan ilmu dan pengalaman. Kepada beliau, aku belajar tentang politik, bukan sebagai medan pertempuran, melainkan sebagai ladang pengabdian.

Baca Juga:  Tepati Janji, Willybrodus Lay Akan Jalankan Program Pengobatan Gratis Pekan Depan

Raymundus selalu menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan rasa cinta yang tulus kepada rakyat. “Politik itu adalah pengabdian,” katanya dengan penuh keyakinan, “bukan untuk mencari kekuasaan, melainkan untuk mensejahterakan rakyat.”

Di bawah bimbingannya, aku menimba ilmu politik, bukan hanya dari buku, tapi dari pengalaman dan wisdom beliau yang tak ternilai. Raymundus mengajarkan aku untuk menjadi pemimpin yang rendah hati, dekat dengan rakyat, dan selalu siap mendengar keluh kesah mereka.

Di sela-sela kesibukannya sebagai Bupati, Raymundus selalu menyempatkan waktu untuk membimbingku. Setiap kali bertemu, beliau tak pernah bosan untuk membagikan pengalaman, memberikan nasihat, dan menyemangatiku.

“Jangan pernah takut untuk bermimpi,” katanya suatu sore, diiringi senyum ramahnya. “Mimpi besar dan berjuanglah untuk mewujudkannya. Kebaikan yang kau semai akan berbuah manis, bahkan setelah kau tiada.”

Baca Juga:  Wakil Bupati Belu Lantik 55 Penjabat Kepala Desa, Tekankan Pelayanan Prima dan Pentingnya Ketahanan Pangan

Hatiku tersentuh oleh kata-kata beliau. Aku merasakan getaran semangat dan kepedulian yang tulus di balik setiap kalimatnya. Raymundus bukan hanya guru politikku, tapi juga sosok panutan yang menginspirasiku untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Kabar meninggalnya Raymundus begitu mendadak dan menyakitkan. Aku teringat saat terakhir kali bertemu beliau, wajahnya masih tampak segar, penuh semangat, dan penuh canda. Aku tak menyangka, itu pertemuan terakhir kami.

Di tengah duka mendalam, aku berusaha untuk mengingat kembali pesan-pesan beliau, menyerap semangat juang yang tertanam dalam setiap kata-katanya. Aku tahu, Raymundus telah pergi, namun teladan dan nilai-nilai yang beliau wariskan akan tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

Baca Juga:  Pemerintah Kabupaten Belu Memberikan Dukungan Moril dan Materil Kepada Jamaah Calon Haji Tahun 2025

Di tepi pantai, di mana ombak berdesir menyapa pasir yang lembut, ku angkat pandangan ke langit. Di antara biru yang tak berbatas, terlintas doa yang teramat dalam untuk Raymundus. “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat dan karunia-Mu pada beliau. Semoga jiwanya tenang di sisi-Mu, dan semoga kisah kebaikan beliau menjadi cahaya abadi di bumi.”

Aku yakin, semangat juang Raymundus akan selalu terukir dalam hati kami semua, menginspirasi kami untuk terus berjuang membangun tanah air tercinta. Raymundus Sau Fernandes, guru politik dan sosok panutan yang tak akan pernah terlupakan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *