BELU, faktantt.com – Di balik setiap helai benang tenun Tais Belu, terukir kisah panjang tentang warisan budaya dan harapan ekonomi masyarakat. Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Ny. Lidwina Vivi Lay, dengan penuh semangat mengangkat tenun Tais bukan hanya sebagai kain tradisional, melainkan sebagai representasi utuh jati diri masyarakat Belu.
“Tenun Tais adalah identitas kita. Ia bukan hanya sekadar warisan budaya, tapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang kita junjung tinggi,” ungkap Ny. Vivi Lay, Jumat, 7 November 2025.
Sentuhan Ny. Vivi Lay membawa angin segar bagi para pengrajin tenun, membangkitkan semangat untuk terus berkarya dan melestarikan tradisi.
Lebih dari sekadar kain, tenun Tais memancarkan keindahan estetika yang memukau. Motif-motifnya yang khas, seperti Kaif, Buna, dan Mutis, bukan hanya sekadar hiasan, melainkan simbol-simbol yang sarat makna. Warna-warna alami yang digunakan pun memberikan kesan yang hangat dan membumi, mencerminkan kekayaan alam Belu.
“Setiap motif memiliki cerita dan filosofi tersendiri. Kaif melambangkan keberanian, Buna melambangkan kesuburan, dan Mutis melambangkan kebijaksanaan,” jelas Ny. Vivi Lay.
Ia menambahkan, tenun Tais juga mengandung nilai-nilai etika, moral, religi, dan sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Belu.
Namun, di era modern ini, tenun Tais menghadapi tantangan yang tidak mudah. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) mengancam keaslian dan nilai eksklusif tenun Tais. Ny. Vivi Lay menyadari betul ancaman ini, dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melestarikan warisan budaya ini.
“Kita harus bijak dalam memanfaatkan teknologi. Jangan sampai teknologi justru merusak nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tenun Tais,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi dan pelestarian tradisi.
Dekranasda Belu di bawah kepemimpinan Ny. Vivi Lay terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tenun Tais.
Pelatihan-pelatihan diberikan kepada para penenun untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Selain itu, promosi gencar dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran tenun Tais.
“Kami ingin tenun Tais dikenal tidak hanya di Belu, tapi juga di seluruh Indonesia, bahkan di mancanegara,” ujar Ny. Vivi Lay.
Ia optimis, dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak, tenun Tais akan semakin bersinar dan memberikan manfaat bagi masyarakat Belu.
Pemerintah Kabupaten Belu pun memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan tenun Tais. Berbagai program dan kebijakan yang berpihak kepada para penenun telah diluncurkan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan budaya dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ny. Vivi Lay berharap, generasi muda Belu dapat mencintai dan melestarikan tenun Tais sebagai identitas diri dan kebanggaan daerah. Ia mengajak mereka untuk terus berinovasi dan mengembangkan tenun Tais agar tetap relevan di era modern ini.
“Tenun Tais adalah masa depan kita. Mari kita jaga bersama,” ajak Ny. Vivi Lay dengan penuh semangat. Ia yakin, dengan melestarikan tenun Tais, masyarakat Belu dapat meraih kesejahteraan dan kemajuan yang berkelanjutan.
Sentuhan Ny. Vivi Lay telah memberikan harapan baru bagi para pengrajin tenun Tais Belu. Dengan semangat dan kerja keras, mereka terus berkarya, melestarikan tradisi, dan membangun masa depan yang lebih baik. Tenun Tais bukan hanya sekadar kain, melainkan cerminan jati diri dan kebanggaan masyarakat Belu.(Haman)
Editor : Haman Hendrikus












