NTTBeritaDaerahHukrimNasional

Harmoni di Perbatasan: Doa Lintas Agama Warnai Penutupan HUT RI di Belu

17
×

Harmoni di Perbatasan: Doa Lintas Agama Warnai Penutupan HUT RI di Belu

Sebarkan artikel ini

Doa lintas agama merupakan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.

Atambua, faktantt.Com – Penutupan “Semarak Kemerdekaan RI ke-80” di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diwarnai dengan doa lintas agama yang khidmat. Acara yang berlangsung di Lapangan Umum Atambua pada Minggu (31/08/2025) ini, menjadi simbol harmoni dan persatuan di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Belu, hadir dalam acara yang dihadiri ribuan masyarakat. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.

Baca Juga:  Aliansi Cipayung Plus Belu Gelar Aksi Damai, Soroti Isu Nasional

Acara penutupan ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama bulan Agustus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Berbagai kegiatan seperti perlombaan, pentas seni, dan bakti sosial telah sukses digelar.

Dalam sambutannya, Bupati Willybrodus Lay menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Belu yang telah berpartisipasi aktif dalam memeriahkan HUT RI ke-80. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama di wilayah perbatasan yang memiliki keragaman budaya dan agama.

Baca Juga:  Pemkab Belu Gandeng Wahana Visi Indonesia Tingkatkan Kesejahteraan Anak

Salah satu momen yang paling berkesan dalam acara penutupan ini adalah doa bersama yang dipimpin oleh perwakilan dari lima agama yang diakui di Indonesia, yaitu Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu, dan Buddha. Setiap perwakilan agama memanjatkan doa untuk kedamaian, kemajuan, dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Ketua DPRD Kabupaten Belu, Ketua TP PKK Kabupaten Belu, Dekan UNHAN, Danyon 744/SYB, Dansatgas Pamtas RI-RDTL, para pimpinan instansi vertikal, pimpinan BUMN-BUMD, pimpinan OPD, serta ribuan masyarakat Kabupaten Belu turut hadir dalam acara tersebut.

Baca Juga:  Gubernur NTT Resmikan LPK Binawan di Belu, Siapkan SDM Lokal untuk Pasar Kerja Jepang

Doa lintas agama ini menjadi simbol bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk bersatu dan membangun bangsa. Masyarakat Belu yang hidup berdampingan dengan rukun dan damai, menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

Acara penutupan “Semarak Kemerdekaan RI ke-80” di Kabupaten Belu ini, diharapkan dapat semakin mempererat tali persaudaraan antar warga dan memupuk semangat nasionalisme. Semangat kemerdekaan harus terus dijaga dan diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Editor : Haman Hendrikus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *