Lembata, faktantt. Com – Jurnalis dan akademisi, Lejap Yuliyant Angelomestius, S.Fil, mengecam keras aksi pembakaran tiga sepeda motor dan pencurian satu unit lainnya yang terjadi di Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mendesak aparat penegak hukum, khususnya Polres Lembata dan Polsek Loang, untuk mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas para pelaku sesuai hukum yang berlaku.
Pria yang akrab disapa Jello Lejap turut menyoroti pemberitaan yang mengaitkan insiden tersebut dengan istilah “pesta keagamaan” atau “Pesta Sambut Baru”. Ia menilai penggunaan istilah tersebut kurang tepat dan berpotensi memicu kesalahpahaman serta menambah ketegangan di tengah masyarakat. Menurutnya, penyebutan “pesta keagamaan” terlalu general dan mengaburkan akar permasalahan sebenarnya yang diduga berasal dari perselisihan antar pemuda dari dua desa berbeda.
“Penggunaan istilah ‘pesta keagamaan” atau “Pesta Sambut Baru” dalam konteks ini sangat tidak tepat dan cenderung provokatif,” tegas Jello Lejap dalam pernyataan resminya, Minggu, 27 Juli 2025. Ia menekankan perlunya kehati-hatian dalam penyampaian informasi agar tidak memperkeruh suasana dan memicu perpecahan di masyarakat. Ia juga mengajak semua pihak untuk menghindari penyebaran berita hoax dan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
Jello Lejap menekankan bahwa peristiwa pembakaran motor ini harus dilihat sebagai kasus kriminal murni yang harus ditangani secara profesional dan proporsional oleh aparat penegak hukum. Ia meminta agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat dapat yakin bahwa keadilan akan ditegakkan.
Selain itu, Jello Lejap juga meminta Polres Lembata dan Polsek Loang untuk meningkatkan sosialisasi Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) kepada masyarakat. Sosialisasi ini penting untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan serupa di masa mendatang dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh warga.
“Sosialisasi Kamtibmas harus ditingkatkan, tidak hanya dalam bentuk ceramah, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan yang lebih interaktif dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat,” kata Jello. Ia menyarankan agar sosialisasi ini menyentuh akar permasalahan, misalnya edukasi tentang bahaya minuman keras dan pentingnya resolusi konflik secara damai.
Ia juga menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dan agama dalam meredam konflik dan membangun kedamaian di Kabupaten Lembata. Mereka, menurutnya, memiliki peran krusial dalam menjembatani perbedaan dan mencegah eskalasi kekerasan. Kerja sama yang erat antara aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sangatlah penting untuk menciptakan suasana yang aman dan harmonis.
Pria Kelahiran Loang yang kini berdomisili di Atambua ini, juga mendesak agar kasus pembakaran motor di Lembata ini diselesaikan secara tuntas dan adil. Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi Kamtibmas yang berkelanjutan untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan serupa dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seluruh masyarakat Lembata. Kejadian ini, menurutnya, harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Untuk diketahui, kejadian bermula sekitar pukul 03.40 WITA di Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, NTT, saat Irfan Kapitan dan teman-temannya pulang saat mengikuti sebuah pesta. Saat melintas di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Nagawutung, mereka diserang oleh orang tak dikenal (OTK) yang melempari mereka dengan batu. Irfan dan teman-temannya kemudian lari menyelamatkan diri ke Polsek setempat.
Setelah Irfan dan kawan-kawan pergi, kelompok OTK kembali ke lokasi dan melanjutkan serangan dengan lemparan batu, bahkan sampai mengenai Irfan. Setelah memastikan korban telah pergi, para pelaku kemudian membakar tiga sepeda motor milik Irfan dan teman-temannya. Mereka juga dilaporkan mengejar korban hingga ke arah Polsek. Selain membakar motor, satu unit sepeda motor lainnya dilaporkan hilang dicuri.
Polisi dari Polres Lembata menerima laporan kejadian tersebut dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka juga mengeluarkan visum et repertum (VER) ke Puskesmas, mengamankan korban dan saksi, serta mencatat nama-nama pelaku yang diduga terlibat. Ketiga sepeda motor yang terbakar diamankan polisi dengan pemasangan garis polisi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kericuhan tersebut dipicu oleh konsumsi minuman keras selama pesta. Diduga, perkelahian terjadi antara pemuda dari dua desa berbeda, yaitu Desa Bobolerong dan Desa Dua Wutun (Loang), di Kecamatan Nagawutung. Polisi pun tengah menyelidiki dan mencari satu unit sepeda motor yang dilaporkan hilang dicuri serta mengimbau agar kedua pihak yang bertikai tetap tenang dan tidak melakukan tindakan melanggar hukum.(Jelo)
Editor : Haman Hendriques

Laporkan
Redaksi










