Foto: Screenshot postingan media sosial makbukar Bere diduga milik Penjabat Desa Naitimu.
Atambua, faktantt.Com – Unggahan di media sosial yang diduga dilakukan oleh Penjabat (PJ) Desa Naitimu, Sony Bere, telah memicu kontroversi dan menimbulkan pertanyaan serius terkait etika dan moralitas kepemimpinan di tingkat desa. Unggahan tersebut, yang hingga kini masih beredar luas di Facebook melalui akun “Makbukar Bere”, telah menuai kecaman dari berbagai pihak.
Konten unggahan yang dimaksud terdiri dari dua postingan dengan kalimat bernada kasar dan tidak pantas. Postingan pertama berbunyi, “Lu pung mama dong kaka adik dong tu baku rogo barayu baku main kembali,” sementara postingan kedua berbunyi, “ANJING MASIH SAKIT HATI KOOOOOO KOBO KAU PUNG MAMA PUNG ANU TU BIAR KAU CIUM HHHHHHHH.” Kedua unggahan ini dinilai tidak mencerminkan perilaku seorang pemimpin desa yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat.
Unggahan tersebut telah memicu reaksi beragam dari masyarakat. Banyak yang mengecam keras tindakan PJ Desa Naitimu dan mendesak pemerintah daerah, khususnya Bupati dan Wakil Bupati Belu, untuk memberikan sanksi tegas. Tokoh masyarakat setempat turut menyuarakan keprihatinan, menyatakan bahwa tindakan tersebut telah mencemarkan nama baik desa dan merendahkan martabat kepemimpinan. “Sebagai pemimpin, seharusnya beliau memberikan contoh yang baik bagi masyarakat,” ungkap salah satu tokoh masyarakat yang meminta namanya tidak disebutkan.
Namun, di sisi lain, terdapat pula sejumlah pihak yang mencoba membela PJ Desa Naitimu. Mereka beranggapan bahwa polemik ini telah dibesar-besarkan dan tidak perlu berlarut-larut. Pihak ini juga menyerukan agar masyarakat lebih bijaksana dalam menyikapi unggahan di media sosial dan menghindari penilaian prematur tanpa memahami konteks sebenarnya.
Hingga saat ini, Pemerintah Desa Naitimu belum memberikan klarifikasi resmi terkait unggahan kontroversial tersebut. Ketidakjelasan dari pihak pemerintah desa semakin menambah spekulasi dan menimbulkan pertanyaan mengenai kronologi kejadian sebenarnya. Masyarakat berharap agar pemerintah desa segera memberikan penjelasan yang transparan dan akuntabel untuk meredakan polemik ini.
Keheningan dari pihak berwenang juga menambah kekhawatiran publik. Ketidakjelasan dari pihak pemerintah desa dan belum adanya tindakan tegas dari Bupati dan Wakil Bupati Belu menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemerintah daerah dalam menegakkan etika dan moralitas di pemerintahan desa.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pemimpin desa dan pejabat publik lainnya tentang pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial. Kehati-hatian dan tanggung jawab dalam setiap unggahan di media sosial sangat krusial untuk menjaga citra dan kepercayaan publik. Penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab dapat berdampak negatif dan merugikan citra lembaga yang dipimpin.
Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik bagi para pemimpin desa maupun masyarakat luas, tentang pentingnya etika bermedia sosial dan tanggung jawab atas setiap unggahan yang dipublikasikan. Kepercayaan publik merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp terkait Unggahan di media sosial yang diduga dilakukan oleh Penjabat (PJ) Desa Naitimu, Sony Bere Bungkam.
Editor : Haman Hendriques

Laporkan
Redaksi










