BeritaDaerahHukrimNasionalNTT

Preman Halilulik Berulah Lagi! Polsek Tasbar Diduga Lakukan Pembiaran, Wartawan Jadi Korban

90
×

Preman Halilulik Berulah Lagi! Polsek Tasbar Diduga Lakukan Pembiaran, Wartawan Jadi Korban

Sebarkan artikel ini

aksi brutal premanisme membakar ban di tengah jalan raya, menyerang pengguna jalan, dan bahkan menendang seorang wartawan hingga terjatuh.

Belu, faktantt. Com – Kejadian meresahkan terjadi di Pasar Lama Halilulik, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah pemuda yang diduga anggota geng asal Desa Naitimu melakukan aksi brutal, membakar ban di tengah jalan raya, menyerang pengguna jalan, dan bahkan menendang seorang wartawan hingga terjatuh. Aksi tersebut diduga dibiarkan oleh petugas kepolisian setempat.

Aksi anarkis tersebut bermula dari aksi sekelompok pemuda yang diduga telah mengonsumsi minuman keras. Mereka membakar ban bekas di tengah jalan, menghalangi lalu lintas dan menyerang pengendara yang melintas. Kejadian ini menimbulkan keresahan dan ketakutan di kalangan masyarakat.

Kehadiran Babinkamtibmas dan anggota Polsek Tasbar di lokasi kejadian justru menimbulkan pertanyaan. Meskipun terlihat berada di lokasi, petugas terkesan melakukan pembiaran terhadap aksi brutal tersebut. Bahkan, setelah membubarkan para pemuda, petugas tidak mengawasi mereka, sehingga para pemuda kembali berulah dan menyerang pengguna jalan di depan Rumah Sakit Marianum.

Baca Juga:  Koperasi Merah Putih: Senjata Baru Ekonomi Desa di Tapal Batas

Salah satu korban aksi brutal tersebut adalah seorang wartawan. Saat melintas, ia tiba-tiba ditendang oleh para pemuda hingga terjatuh dari sepeda motornya. Wartawan tersebut mengaku merasa sangat ketakutan dan berharap pihak kepolisian segera menangkap para pelaku. “Saya ditendang hingga jatuh. Mereka sekitar 5-10 orang,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya atas sikap petugas kepolisian yang terkesan membiarkan kejadian tersebut.

Ketika wartawan tersebut mencoba melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Tasbar, ia mendapati hanya ada satu petugas yang berjaga. Petugas tersebut hanya menyatakan bahwa anggota kepolisian telah berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan telah membubarkan para pemuda yang membakar ban.

Baca Juga:  Wabub Belu Pimpin Rapat Persiapan Tour The En Te Te 2025: Ajang Promosi NTT di Mata Dunia!

Lebih memprihatinkan lagi, setelah mengetahui korban yang ditendang adalah seorang wartawan, para pemuda tersebut malah berteriak, “Kenapa mau tulis di berita?”. Hal ini menunjukkan adanya upaya intimidasi dan penghalangan tugas jurnalistik.

Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kinerja aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dugaan pembiaran terhadap aksi geng motor tersebut menunjukkan kelemahan penegakan hukum di wilayah tersebut. Masyarakat berharap agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku, serta melakukan evaluasi internal untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Baca Juga:  Tour de NTT Jadi Pelajaran di Luar Kelas: Pemda Belu Ingin Siswa Kenal Balap Sepeda

Kejadian ini juga menjadi sorotan tajam bagi penegakan hukum di wilayah Belu. Sikap petugas yang terkesan pasif dan membiarkan aksi kekerasan tersebut menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Ke depan, diharapkan terdapat peningkatan pengawasan dan tindakan tegas terhadap segala bentuk aksi kekerasan dan kriminalitas.

Kasus ini menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas dan responsivitas aparat kepolisian dalam menangani aksi-aksi anarkis. Pelatihan dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi situasi darurat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, perlu adanya kerjasama yang lebih erat antara kepolisian dengan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.

Editor : Haman Hendriques 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *