Pemerintah kabupaten Belu dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) menggelar pertemuan.
Belu, faktantt. Com – Di Aula Lantai 3 Gedung PLBN Mota’ain, Selasa (8/7/2025), Pemerintah Kabupaten Belu dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) menggelar pertemuan penting yang menekankan pada penguatan kerja sama dan persaudaraan lintas batas. Pertemuan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, ST, dan Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Assanami Sabino, ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
Selain kedua pemimpin, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Staf Khusus Bupati Belu, jajaran Forkopimda Kabupaten Belu, para Asisten Pemerintah Provinsi NTT, Pimpinan OPD Kabupaten Belu, Kepala PLBN Motaain, delegasi Timor Leste, petugas CIQ, Dansatgas Yonif 741/GN, agen konsultan, dan tamu undangan lainnya. Suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, mencerminkan hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara.
Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi wacana, tetapi juga sebagai momentum untuk menanamkan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi, budaya, dan persaudaraan di wilayah perbatasan. Ia menekankan bahwa batas negara hanyalah garis imajiner, sementara persaudaraan dan sejarah bersama jauh lebih penting dan abadi. Ia juga menyinggung latar belakang kelahirannya di Timor Leste, sebagai simbol kuat persaudaraan lintas batas.
Senada dengan Wakil Bupati Belu, Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Assanami Sabino, menyatakan bahwa perbatasan seharusnya bukan pemisah, melainkan ruang persahabatan dan rekonsiliasi. Kedua negara sepakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi warga di wilayah perbatasan, sehingga mereka merasa dilindungi dan sejahtera.
Beberapa isu strategis dibahas dalam pertemuan tersebut, menghasilkan kesepakatan-kesepakatan penting sebagai berikut: pertama, perpanjangan jam operasional PLBN Mota’ain untuk memperlancar aktivitas perdagangan dan mobilitas masyarakat; kedua, jalur prioritas bagi ambulans darurat dari RDTL untuk memastikan akses layanan kesehatan yang cepat; ketiga, revitalisasi pasar tradisional di Turiskain dan Henes untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal; keempat, menjadikan “Tour the Timor” sebagai agenda rutin bersama, disinergikan dengan Festival Musim Dingin (FF) di Juni 2026; kelima, penyelenggaraan pertemuan informal rutin setiap tiga bulan, bergantian di Belu dan Dili; dan keenam, pembangunan pasar malam bersama di sekitar PLBN, lengkap dengan pusat kuliner lintas negara.
Semua kesepakatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi perbatasan, tidak hanya melalui aspek ekonomi, tetapi juga melalui penguatan hubungan sosial dan budaya. Pertemuan ini menjadi bukti nyata komitmen kedua negara untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.
Pertemuan ini juga menekankan pentingnya saling mengenal dan memahami budaya masing-masing. Dengan saling menghargai dan menghormati, diharapkan dapat tercipta rasa persaudaraan yang lebih kuat dan abadi.
Melalui kerja sama yang erat, diharapkan dapat tercipta kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Kedua negara berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan hubungan baik yang telah terjalin selama ini.
Pertemuan di Mota’ain ini bukan sekadar pertemuan formal, tetapi juga merupakan simbol kuat persaudaraan dan kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antarnegara dapat dibangun di atas fondasi persahabatan dan saling pengertian.
Dari pertemuan ini, terpancar semangat optimisme dan harapan baru bagi masa depan wilayah perbatasan. Kedua negara berkomitmen untuk terus bekerja sama dan saling mendukung demi kesejahteraan bersama.
Editor : Haman Hendriques

Laporkan
Redaksi










