Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH., melakukan kunjungan kerja ke Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat.
Belu, faktantt.com – Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH., melakukan kunjungan kerja ke Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, pada Selasa, 10 Juni 2025. Kunjungan tersebut difokuskan pada pemantauan panen porang, sebuah komoditas pertanian yang tengah menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat Kabupaten Belu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Belu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Belu, Camat Lasiolat, Camat Lamaknen Selatan, serta para Kepala Desa setempat. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan komoditas porang di Kabupaten Belu.
Bupati Willybrodus Lay menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Desa Lasiolat atas inisiatif dan kerja keras mereka dalam mengembangkan budidaya porang. Beliau berharap keberhasilan ini dapat memotivasi petani di seluruh Kabupaten Belu untuk memanfaatkan potensi lahan mereka secara optimal.
“Pemerintah Kabupaten Belu berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan dukungan penuh kepada para petani porang,” tegas Bupati Lay. Dukungan tersebut meliputi penyediaan bibit unggul, pelatihan budidaya, serta akses pasar yang lebih luas untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Dengan potensi produksi porang yang signifikan, komoditas ini diyakini dapat menjadi salah satu andalan Kabupaten Belu dalam meningkatkan perekonomian daerah. Pasar lokal maupun nasional terbuka lebar untuk menyerap hasil panen porang, sehingga berpotensi menghasilkan pendapatan miliaran rupiah bagi para petani.
Salah seorang petani porang sukses di Desa Lasiolat, Dominikus Besin, berbagi pengalamannya. Ia mengungkapkan bahwa sejak menerima bantuan bibit porang dari Bupati pada periode kepemimpinan sebelumnya, usahanya terus berkembang pesat. Dari 500 bibit awal, kini ia telah membudidayakan ribuan pohon porang.
Dominikus mengajak masyarakat untuk menanam porang secara massal, mengingat kesesuaian kondisi tanah di Kabupaten Belu dengan tanaman ini. Ia juga menjelaskan kemudahan dalam budidaya porang yang minim perawatan, sehingga cocok bagi petani dengan keterbatasan waktu dan sumber daya.
Dominikus mencatat peningkatan hasil panen yang signifikan, dari 5 ton pada tahun lalu menjadi 8 ton pada tahun ini. Dengan harga jual yang meningkat dari Rp6.500 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram, ia berhasil meraup pendapatan sekitar Rp80 juta dari lahan seluas 1 hektar. Keberhasilan ini membuktikan potensi besar porang sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat Kabupaten Belu.
Editor :Haman Hendriques