Menpan RB Rini Widyantini (foto: Instagram)
Belu, faktantt.com- Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2 tahun 2025 telah dimulai, menimbulkan harapan dan kekhawatiran di kalangan tenaga honorer. Banyak yang bertanya-tanya, apakah nilai tinggi dalam ujian kompetensi menjamin kelulusan? Jawabannya, menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), adalah tidak.
Kemenpan RB menegaskan bahwa kelulusan seleksi PPPK Tahap 2 tidak semata-mata ditentukan oleh nilai ujian. Faktor lain yang tak kalah penting adalah ketersediaan formasi di instansi yang dituju dan sistem peringkat yang diterapkan. Sistem ini berbeda dengan sistem seleksi sebelumnya yang menggunakan passing grade.
Sistem peringkat berbasis nilai ujian kompetensi menciptakan persaingan ketat antar pelamar dalam satu formasi. Pelamar dengan nilai tertinggi di setiap formasi yang akan diprioritaskan. Artinya, seorang pelamar bisa saja memiliki nilai tinggi, namun gagal jika formasi yang dilamar telah terisi oleh pelamar lain dengan nilai lebih tinggi.
Hal ini menuntut para tenaga honorer untuk memiliki strategi yang tepat dalam memilih formasi. Memahami kebutuhan dan prioritas masing-masing instansi menjadi kunci penting dalam meningkatkan peluang kelulusan. Penelitian dan analisis yang cermat terhadap formasi yang tersedia sangat disarankan.
Selain nilai ujian dan ketersediaan formasi, kelengkapan administrasi juga memegang peran penting. Dokumen persyaratan yang lengkap dan sesuai ketentuan menjadi syarat mutlak untuk mengikuti seleksi hingga tahap akhir. Ketidaklengkapan administrasi dapat berakibat fatal, meskipun pelamar memiliki nilai ujian yang tinggi.
Oleh karena itu, para tenaga honorer diimbau untuk mempersiapkan diri secara menyeluruh, tidak hanya fokus pada persiapan ujian, tetapi juga memastikan kelengkapan dan keakuratan dokumen administrasi. Kesalahan kecil dalam administrasi dapat berdampak besar pada peluang kelulusan.
Kemenpan RB juga menekankan pentingnya memperoleh informasi dari sumber yang terpercaya, seperti situs resmi Kemenpan RB dan instansi terkait. Informasi yang tidak jelas sumbernya dapat menyesatkan dan merugikan pelamar. Hindari informasi yang tidak resmi dan pastikan selalu mengacu pada sumber yang valid.
Meskipun nilai tinggi bukan jaminan, persiapan yang matang tetap penting. Para tenaga honorer diharapkan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing secara optimal. Keberhasilan dalam seleksi PPPK tidak hanya bergantung pada faktor keberuntungan, tetapi juga usaha dan persiapan yang maksimal.
Bagi mereka yang tidak lolos sebagai PPPK penuh waktu, masih ada kesempatan untuk menjadi PPPK paruh waktu. Pemerintah menyediakan opsi ini sebagai bentuk apresiasi dan upaya untuk tetap memberikan kesempatan kerja bagi para tenaga honorer. Namun, perlu diingat bahwa status PPPK paruh waktu memiliki perbedaan dengan PPPK penuh waktu.
Kesimpulannya, seleksi PPPK Tahap 2 menuntut persiapan yang komprehensif. Nilai tinggi memang penting, namun bukan jaminan kelulusan. Ketersediaan formasi, sistem peringkat, dan kelengkapan administrasi juga menjadi faktor penentu. Para tenaga honorer diharapkan memahami aturan resmi, mempersiapkan diri secara optimal, dan tetap optimis dalam menghadapi seleksi ini.***
Editor :Haman Hendriques