(Oleh Damasus lodolaleng)
Kupang, faktantt.com- Sepak bola di Indonesia adalah salah satu olahraga paling populer. Olahraga ini dimainkan pada semua tingkatan, dari anak-anak, laki-laki, muda hingga setengah baya.
Liga sepak bola Indonesia dimulai sekitar tahun 1930-an di era kolonial Belanda. Badan nasional pengatur sepak bola di Indonesia adalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau disingkat (PSSI) yang didirikan pada 19 April 1930 di Yogakarta. PSSI menyelenggarakan turnamen dan kompetisi untuk pria, wanita, dan tim nasional futsal, serta Liga Indonesia.
Sebelum berdirinya PSSI, di Indonesia sudah ada Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola yang didirikan oleh perkumpulan-perkumpulan sepak bola pada masa pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1927 NIVB berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU).Sepakbola mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga permainan olahraga ini cepat menyebar di negara kita.Permainan ini bisa dibilang cabang olahraga yang merakyat, disukai banyak kalangan.Meski Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya, namun dalam sepakbola tidak ada perbedaan dalam ras, suku dan budaya apapun bebas bermain sepakbola tanpa memandang perbedaan.
Perkembangan sepakbola Modern Indonesia dimulai dengan terbentuknya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) Salah satu cara yang dilakukan PSSI untuk mengembangkan sepakbola Indonesia adalah dengan memperluas kompetisi pertandingan sepakbola dengan menyelenggarakan liga-liga menarik.
Namun sayangnya perkembangan sepakbola di Indonesia masih kurang baik, bahkan peringkat FIFA pun menempatkan Indonesia pada peringkat bawah.meskipun begitu, sepakbola Indonesia masih terus berkembang meski perlahan. Dengan dukungan dari pemerintah dan bermunculannya banyak pemain muda Indonesia yang berbakat, sehingga perkembangan Indonesia dalam dunia sepakbola telah semakin maju serta perkembangan dunia olahraga semakin pesat, animo masyarakat terhadap olahraga juga sangat tinggi.
PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) banyak cara yang dilakukan PSSI untuk mengembangkan sepakbola Indonesia dia era sekarang . berish berish istilah yang di sebut oleh ketua PSSI Erik Tohir Sepakbola harus berih dari korupsi,kolusi dan nepotimse. tentunya ini menajdi evalusis secara keseluruhan baik tingkata nasional hingga pada tingkta kabupaten kota.
Nusa Tengara Timur (NTT) yang sampai dengan saat ini belum ada satu timpun yang mampu bermain di liga 1. Jangankan liga 1 proses pelaksanaan liga 4 Zona NTT saja belum profesional dan masih banyak kendala yang di hadapi, baik itu yang terjadi pada saat proses perncanaan, pelaksanana dan pada saat penyelesaian. Sarana dan prasarana mejadi salah saru factor penghambat untuk menyelengarakan ivent tersebuat, ukuran stadion yang tidak bisa menampung para penonton dan kesedian lapangan pednukung yang masih kurang sehingga terkadang pertandingan berlansung sampai jam 22:00 malahan ada yang sampai jam 24:00.
Profesionalisem dari wasit dan panitia dalam menjalankan tugas yang belum maksimal dan juga sportivitas yang belum diterapkan oleh beberapa tim serta trasparasi keuangan dan serta laporan penyelengaran yang tidak trasparan kepada public menjadi catatan buruk untuk ETMC ke 33 di Kota Kupang.
Hal ini menjadi sebuah catatan penting yang harus di evaluasi dengan baik oleh pihak ASPROV PSSI NTT dalam menejemen sebuah organisasi agar ETMC Ke 34 bisa lebih baik dan menejemen sepak bola di Nusua Tenggara Timur (NTT) bisa lebih baik dari yang sekarang harus benar-benar (jujur dan adil) JURDIL.
Panitia penyelengara, perangkat pertandingan serta peserta yang berpartisipasi harus benar-benar sadar dan menjaga Sportivitas dalam iven yang ada sesui dengan moto Sepak Bola yakini mejaga sportifitas dan menajdikan sepak bola sebagai ajang persahabatan. Pisikologi, karate dan kemampuan fisik dari para wasit dan atlet harus benar-benar terjaga sebab jika salah satu dari tiga hal itu teganggu pastinya aka ada potensi konflik dalam sebuah pertadiagn. Sebab ketiga hal ini saling berkaiatan dalam menajag sportivitas pada saat pertandingan.
Keterbukan informasi dan kurannya koordinasi dari semua yang terlibat maka dengna sendirinya akan timbul insiden yang tidak terduga karena belum ada keselarasan pemahaman sehingga bisa terjadi keributan pada saat pertandingan berlansung, baik itu terhadap wasit dan juga panitia, hal ini sngat memalukan karena kita mengalami sebuah kemunduran dari TMC Ke 32 di kabupaten Rote Ndao yang tidak megalami keributan yang besar di dalam lapangan saat pertandingan. Bukan saja pristiwa – pristiwa yang terjadi di lapangan namun hadia untuk Keempat tim yang juara juga lebih kecil dari pergelaran ETMC di Kabupaten Rotendao.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dipikiran oleh public soal besarnya nominal karcis masuk penonton dan juga sponsor yang bertaburan pada saat ivent berlansung. Terbuka dan jujur menjadi hal yang sangat sulit untuk di lakukan oleh pihak terkait tentunya semua masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) bertanya kenapa kali ini banyak hal yang tidak diiginkan terjadi dipada saat iven berlansung, tentunya kita menti keterbukan informasi dari pihak terkait untuk bertagung jawab terhadap kemajuan sepak bola di bumi Flobamorata ini karena jujur dan adil itu membuat sepak bola berubah.
Keterbukan infromasi sangat di butukan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) karena harapan mereka dari tahap perencanana ,pelakasanan, kontroling hingga evaluais harus benar- benar terbuka namun yang di alami tidak sesai dengan harapan dari masyrakat sehingga pupus harapan soal keterbukan informasi yang jujur dan adil dari pergelaran Liga 4 Zoona NTT yakini ETMC ke 33 belum terbuka dan trasparan.
Editor : Haman Hendriques